Friday 22 May 2009

Pejuang Muda Berani dan Utuh

Mahasiswa merupakan sebuah penggerak "the agent of change"
kata itu membuktikan bahwa masa depan bangsa ada ditangan para pemuda sebagai generasi penerus. Dalam masa orde baru, hal ini sangat terbukti dengan perjuangan kaum pemuda melawan komunisme dan otoriter. Hidup dan mati diperjuangkan.
Bagaimana dengan sekarang???
Hal itu sudah sangat berbeda...
Jiwa kepahlawanan dulu dan sekarang sangat berbeda. Banyak kaum pemuda yang semakin bisa terkunci oleh para pemerintah. Hanya ada beberapa orang yang berani menentang otoriter yang ada di indonesia
sebuah peristiwa pemuda pada jaman kemerdekaan, termasuk Chaerul Saleh,Sukarni, dan Wikana --yang konon kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka --yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.

Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.

Dengan perjuangan para pemuda tersebut, mari kita bangkitkan semangat pemuda yang berani memperjuangkan negara kita ke sebuah jalan yang damai dan sejahtera.
Semangat Pemuda!!!

2 comments:

  1. Selamat Freddy.. Aku bangga samamu.. teruslah berkarya dan menulis. Btw, boleh sedikit komentar nih?! Boleh la ya.. Blogmu bagus fred, tapi rada berat karna ada videonya. saranku, dicopot aja ya,he.. Salam hangat dari Bang Del. Jangan lupa main ke blogku and kaci komen juga :) Terus masuk jadi followersku ya. Makaci lagi Freddy..

    ReplyDelete
  2. Oke bang...
    thanks atas commentnya....
    iya nih, aku juga ud remove videonya...
    makasi bang

    ReplyDelete